Jumat, 15 April 2016

Pembuatan Obat Dalam Bentuk Serbuk Terbagi

Pembuatan Obat Dalam Bentuk Serbuk Terbagi

Pulveres menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah serbuk yang di bagi dalam bobot yang lebih kurang sama, di bungkus menggunakan bahan pengeras yang cocok untuk sekali minum.
Umumnya serbuk terbagi di bungkus dengann kertas perkamen dan untuk lebih melindungi dari pengaruh lingkungan, serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas sellofan atau sampul polietilena.
Cara meracik obat menurut Farmakope Indonesia Edisi III
Cara Pembuatan/meracik obat
Serbuk di racik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit, dan di mulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit kemudian di ayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan di campur lagi.
Jika serbuk mengandung lemak harus di ayak dengan pengayak no 44
Jika obat bobotnya kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat di timbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
Jika obat beruba serbuk kasar, terutama simplisia nabati, serbuk digerus lebih dahulu sampai derajat halus ssesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus setelah itu di keringkan pada suhu tidak lebih dari 50 derajat.
Jika obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, pelarutnya di uapkan hingga hampir keriing, dan di serbukan dengan zat tambahan yang cocok.
Obat bermasa lembek, misalnya ekstrak kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan di serbukan dengan zat tambahan yang cocok.

  • Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bahan Serbuk
  1. Keuntungan Bentuk Serbuk, antara lain :
  1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada sediaan yang di padatkan
  2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam serbuk
  3. Masalah stabilitas yang sering di hadapi dalam sediaan cair, tidak di temukan dalam sediian serbuk.
  4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat di buat dalam bentuk serbuk.
  5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk di buat tablet atau kapsul dapat di buat dalam bentuk serbuk.
  6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.


     2.Kerugian bentuk sediaan serbuk antara lain :
  1. Tidakk tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain-lain.
  2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
Berikut ini adalah contoh resep pembuatan obat dalam bentuk serbuk terbagi :
R/     Aminophyllin 100 mg
    Ephedrin 10 mg
    Prednison 2,5 mg
Ctm 0,5 mg
Mf.Pulv.Dtd No XV
S.prn Pulv 1
Pro : Natalia (10 th)

Cara Pembuatan :
  1. Di timbang bahan satu per satu
  2. Masukan aminophyllin ke dalam mortir, gerus ad halus
  3. Masukan ephedrin ke dalam mortir, gerus ad halus dan homogen
  4. Masukan prednison ke dalam mortir, gerus ad halus dan homogen 
  5. Masukan Ctm ke dalam mortir, letakan dalam 1 lembar kertas puyer bagi ke dalam 15 bagian sama rata
  6. Bungkus dan beri etiket

Dalam pembuatan sediaan serbuk terbagi atau yang biasa di sebut dengan pulveres  yang harus di ketahui adalah Aminophyllin merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek bronkodilator dengan jalan melemaskan otot polos bronkus yang mempunyai indikasi untuk meringankan dan mengatasi serangan asma bronchial dan kontra indikasinya adalah hipersensitif terhadap aminophyllin atau komponen obat, penderita tukak lambung, dan diabetes.
Ephedrin adalah sympathomimetic amine yang umumnya d pakai sebagai stimulan, penekan nafsu makan, obat pembantu berkonsentrasi, pereda hidung tersumbat dan untuk merawat hypotensi yang berhubungan dengan anaesthesia. Ephedrin mempunyai struktur yang sama dengan turunan sintetis amphetamine dan methanphetamine. Secara kimia, senyawa iini adalah alkaloid yang diturunkan dari berbagai tumbuhan bergenus ephedra ( Keluarga Ephedrareae ). Bahan ini secara umum di pasarkan dalam bentuk hidroclorida dan sulfat.
Prednison termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid atau lebih dikenal dengan steroid. Kelmopok obat kortikosteroid berfungsi mengurangi inflamasi dan reaksi alergi, menekan sistem kekebalan tubuh. Biasanya berbentuk tablet, obat suntik, obat cair untuk di minum.
Ctm (chlorpheniramin maleat) merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur di banding antihistamin sendiri, keberadaannya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih di tujukan untuk rasa kantuk yang di timbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
Jadi kesimpulannya adalah resep obat tersebut di gunakan untuk mengobati penyakit asma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar